Laman

Sunday 10 January 2016

Ujung malam.

Seharian ini dadaku bergetar hebat. Terus saja seperti itu padahal sudah kutarik napas dalam berulang kali. Hingga ujungnya, air mataku menetes. Ternyata seberat ini rasanya menunggu. Berarti sabarku masih kurang. Berarti tawakkalku masih setengah-setengah. Berarti percayaku masih sedikit.


Aku membatin, "Lalu dengan cara apalagi aku memintamu pada Allah? Jika seandainya semua usahaku ini sia-sia."

Aku segera beristighfar.

Kuhabiskan waktu dengan terus membaca alqur'an. Bahkan saat aku menulis ini, baru saja aku tutup mushafku setelah dari sore tadi kubuka.
Kau tahu? Aku sangat ingin bisa berdamai dengan rindu. Sekalipun hampir setiap saat ingin menangis, menanyakan bagaimana jalanmu? Sulitkah? Sudahkah kamu mulai izin pada ibu bapakmu? Apa tanggapan mereka? Setujukah mereka dengan kita? Sukakah mereka denganku?
Aku takut. Aku takut kamu temui kesulitan di sana. Aku takut setan terus saja membisikkan keraguan di telingamu. Sungguh aku takut.

Aku terus saja diburu kekhawatiran.

Apa lelah selama bertahun-tahun ini belum cukup menguji kita?

Aku memang belum memiliki hak untuk menceritakan semua kegelisahanku ini. Jadi aku curahkan semuanya lewat tulisan. Aku harap, saat nanti kamu membaca ini, kamu harus tau aku benar-benar mempersiapkan diri memintamu pada Allah. Aku sungguhi keinginanku. Aku tulis target yang harus aku tempuh selama lima belas hari berturut-turut dan pantang aku lewati. Kebaikan-kebaikan yang ingin aku tanam, aku gunakan sebagai azam untuk merayuNya. Sebagai jaminan bahwa aku memilihmu karena aku ingin mendekat padaNya bersamamu. Sehingga Allah segera melunakkan setiap hati untuk meridhai kita.

Aku perbanyak bangun malam, di sepertiganya aku berdoa dari bumi. Semoga pintu langit terbuka lebar dan banyak malaikat yang membantu kita. Dan pada dhuha yang tersimpan banyak rezeki, aku juga menggiatkannya agar kebersamaan menjadi hadiah untuk kita.

Aku belum berhenti berikhtiar.

Kamu dititipkan Allah pada orang tuamu, dan kepada Allah aku memohonkanmu untuk aku.

Sudah ya, selamat malam. Aku harus istirahat. Biar esok kuat menunggumu lagi.
Badanku sudah mulai drop terlalu banyak pikiran.
Cepatlah beri aku kabar agar aku tak terlalu resah, ya?


Malang, 10 Januari 2016. 21:48.

No comments:

Post a Comment